Teruntuk Seseorang yang Ingin Meninggalkan Tempat Rantau

Ke mana pun dan di mana pun dirimu merantau, tujuanmu berikutnya adalah pulang atau pergi ke destinasi rantau selanjutnya.

Datang untuk pulang dan datang untuk mengulang.

Berbahagialah kalian yang sempat menghabiskan waktu di tanah rantau karena orang beradab tidak akan diam di tanah kelahirannya.

Putar waktu ke beberapa tahun sebelum keputusan merantau ditetapkan. Tujuan dari kebanyakan perantau adalah menimba ilmu, bekerja, dan mungkin ikut bersama jodohnya kelak.
Ada yang nyaman dan tidak. Ada yang rindu kampung halamannya dan ada yang betah dengan tanah rantaunya hingga lupa pulang.

Pulanglah sejenak, pamitmu hanya sementara.

Setiap pertemuan pasti diakhiri perpisahan. Berpisah dengan teman di tanah rantau, dengan kota rantau, dengan orang yang pernah dikasihi, dan dengan segala manusia yang pernah menciptakan memori.

Seseorang yang belum pernah merantau tidak pernah meninggalkan, tetapi lebih sering ditinggalkan. Ditinggal teman seperjuangannya kembali ke tempat mereka berasal.

Tulisan ini adalah media yang menghantarkanku pada seseorang yang tangannya tak lagi dapat kujabat, matanya tak lagi kutatap, geraknya tak lagi kuperhatikan, langkah yang tak lagi mengiringi, dan lisan yang tak lagi membimbing.

Pergilah dengan memilih dua pilihan. Bersama luka atau bersama tawa.

Orang yang ingin dengan sendirinya pergi, tak pernah ingin ditangisi. Ia pergi bukan untuk membuang memori. Nostalgia pasti akan membawanya kembali.

Pergilah. Mencari hal baru tidak akan membunuh. Pergilah sekuat kakimu menapak. Tinggalkan jejak itu sekali saja untukku. Suatu saat mungkin akan kuhampiri dengan membawa naluri rindu.